Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik'13 UIN Bandung

Daluang Kertas Tradisional Masyarakat Kampung Pulo



Daluang adalah kain atau kertas dari kulit pohon-pohonan. Daulang mungkin belum dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal daluang telah menjadi barang yang diminati negara lain. Bahkan harga daluang sangat tinggi karena kekuatannya yang bisa mencapai ratusan tahun. Di museum Situ Cangkuang, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Setiap pengunjung akan diberi tahu cara membuat daluang.

Daluang, atau dluwang dalam bahasa Jawa, merupakan kertas yang berasal dari pohon saeh. Naskah-naskah kuno seperti Alquran dan naskah khutbah Idulfitri yang berada di museum Situ Cangkuang menggunakan daluang sebagai bahan bakunya. Naskah yang sudah berumur ratusan tahun tersebut hingga kini masih terjaga keasriannya. Bahkan tulisan di daluang masih bisa terbaca.

Pohon yang tak bercabang dengan diameter tak lebih dari 20 sentimeter itu diambil bagian kulitnya untuk dijadikan bahan kertas. Koordinator juru pelihara Situ Cangkuang, Zaki Munawar, mengatakan pohon saeh yang bisa menjadi bahan baku kertas biasanya yang telah berumur satu sampai dua tahun. Jika pohon terlalu tua, akan sulit untuk dijadikan kertas. “Orang dari Amerika dan Jepang banyak yang memesan daluang ini. Soalnya kekuatan kertasnya lebih bagus daripada kertas pada umumnya. Kertas nasional Nusantara daluang ini memang memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya,” ujar pemandu di site museum Situ Cangkuang, Jum’at (8/6).

Proses pembuatan daluang masih dilakukan secara tradisional. Jika memerlukan kertas dengan ukuran 30 sentimeter, pohon saeh yang digunakan pun berukuran 30 sentimeter. Sebelum diambil bagian kulitnya, pohon saeh terlebih dahulu direndam selama tiga hari. “Setelah direndam lalu dipukul-pukul hingga melebar menjadi kertas. Nantinya pohon yang sudah dipukul-pukul itu harus direndam kembali dengan dibungkus daun pisang selama empat sampai enam hari untuk menutup bagian kertas yang bolong".

0 Comment for "Daluang Kertas Tradisional Masyarakat Kampung Pulo"

Back To Top