Enggal Maharani

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik'13 UIN Bandung

Klasifikasi Permintaan Maaf Laurentius Rando A.K.A Gazelle Cross


Laurentius Rando A.K.A Gazelle Cross angkat bicara mengenai kabar tak enak penjualan mail time di akun kaskus pribadinya. Pria yang biasa disapa Gazelle, memposting video berdurasi 3:46 detik di akun Youtube pribadinya @Nomero Uno. Video tersebut berisikan klarifikasi dan permintaan maaf atas kabar penjualan mail time Gazellion kamis (31/3).

Beberapa mail time yang biasa diterimanya dikabarkan telah di pasang di FJB kaskus pribadinya. Sesaat setelah tersebar kabar penjualan mail time, barang-barang FJB yang sebelumnya masih ready seketika telah berubah menjadi sold.

Pendiri Jakarta Beatbox ini segera mengklarifikasi masalah tersebut dalam bentuk video dan mengunggahnya di Youtube. Dikutip dari laman Youtube pribadinya, Gazelle mengklarifikasi bahwa barang-barang yang berada di FJB kaskus merupakan barang-barang pribadinya. Mail time yang diberikan Gazellion tidak pernah dijual. "Memang beberapa mail time ada yang gue kasih sama ade sepupu, mouse buat nyokap karna dia lagi gapunya mouse dikantor dan keyboard buat anak Beadboxnesia karna dia lagi butuh buat editing".

Ibu Ani Temani SBY laksanakan #SBYTourDeJava

Ibu Ani temani SBY laksanakan #SBYTourDeJava. Dikutip dari laman instagram pribadinya @aniyudhoyono istri mantan presiden RI nampak bersemangat melaksanakan #SBYTourDeJava (8/3). "Berdoa bersama semoga perjalanan selamat, lancar dan diberi kemudahan oleh Allah SWT"
Dalam postingannya, ibu Ani juga mengunggah sebuah foto bersama dengan caption "Siap melaksanakan Tour De Java, 8 Maret 2016"

Saat melaksanakan #SBYTourDeJava kota pertama yang SBY singgahi adalah Bandung. Dikutip dari laman instagram pribadinya, ibu Ani memposting sebuah foto saat bernyanyi bersama di Paris Van Java. "Menyanyi Pelangi Dimatamu dan Berteman Sepi diiringi poinkustik Paris Van Java, Bandung 8 Maret 2016"

Dalam postingannya Ibu Ani juga sempat mampir di Nagreg untuk membeli cemilan sebagai teman diperjalanan lalu melanjutkan kekota kota berikutnya.

Saat berada di Tasikmalaya ibu Ani mampir Disentra Kerajinan Rajapolah serta mengunjungi sentra produksi busana muslim yang dikelola unit usaha Al-amin (10/3) "Serunya dikelilingi antusiasme masyarakat di Disentra Kerajinan Rajapolah Tasikmalaya, Jabar" 
Setelah berkeliling kota dipulau jawa, ibu Ani mengakhiri perjalanan #SBYTourDeJava di Jawa Timur dan berakhir pekan di Jembatan Suramadu yang diresmikan SBY Juni 2009 lalu, ditemani Ibas Yudhoyono beserta istri dan anaknya. "Berakhir pekan di ujung Suramadu (bagian Madura), 19 Maret 2016"

SBY Dukung Jokowi Teruskan Proyek Hambalang


SBY angkat bicara mengenai Proyek Hambalang. Sejumlah pihak tak senang dengan "SBY Tour de Java", banyak pihak yang mengatakan safari tersebut dihancurkan Presiden Jokowi yang datang ke Hambalang. Menurutnya alasan terhentinya pembangunan proyek Hambalang Pak Jokowi bilang mangkrak sangat jelas dan bisa dipertanggungjawabkan

Seperti yang dikutip dari laman twitter pribadinya, Menpora Roy Suryo waktu itu berencana melanjutkan pembangunan Hambalang, tetapi anggaran ditahan, DPR & KPK tak izinkan. 
SBY juga dukung Jokowi lanjutkan Proyek Hambalang "Jika Pak Jokowi ingin lanjutkan proyek Hambalang, saya senang & dukung penuh. Dulu saya juga tuntaskan banyak proyek yg belum selesai"

SBY juga tak percaya jika ada yg bilang Jokowi hancurkan Tour de Java SBY. "Mengapa saya bertemu kader & rakyat mau dihancurkan?" ujarnya. Aspirasi rakyat yg muncul dalam Tour de Java SBY bukan untuk dihancurkan, justru harus didengar.

Seperti yang dilansir dari akun pribadi Twitternya @SBYudhoyono  (21/3) SBY mengklarifikasi mengenai Proyek Hambalang "Suara dari kader Demokrat yg juga saya terima dalam Tour de Java adalah hak & kedaulatan partai kami. Tak ada yg boleh mencampuri. Itulah tujuan, kegiatan dan  hasil SBY Tour de Java. Kenapa harus kebakaran jenggot? Lagi pula tak ada hukum yg dilanggar."

Riyadi Putra Berhasil Meraih Gelar Juara Pionir


Anak Perbama sedang menyambut kedatangan Riyadi Putra ketika pulang dari Palu, di depan gedung Rektorat UIN Bandung, Minggu (24/5). Kedatangn Riadi Putra dengan membawa gelar Juara Pionir.
Pemain bulu tangkis tunggal putra UIN Bandung, Riyadi Putra berhasil meraih gelar juara di ajang Pionir bulu tangkis 2015, yang diselenggarakan 18-23 Mei 2015 di Kota Palu, Sulawesi Tenggara.
Pertandingan antar Perguruan Tinggi Negeri ini berhasil dimenangkan oleh Riyadi dengan mengalahkan peserta asal Surakarta, dengan skor akhir 22-20, 21-17, dan 21-14. “Di set pertama lumayan tegang karna skor tipis, diset ke dua saya coba bangkit tidak melihat point tapi fokus kepada lawan, Dan diset ke tiga tidak terasa taunya sudah menang,” ujar Riyadi saat ditemui Selasa (26/5).
Riyadi berhasil membawa pulang medali emas dan uang tunai. Serta mengharumkan nama UIN Bandung di kancah Nasional. “Percaya gak bpercaya kalo saya juara. Bangga banget bisa mengharumkan UIN Bandung, setelah persiapan lama ada hasilnya memuaskan,” tambah pria asal Sukabumi itu.
Ia pun berharap kedepannya agar ada penerus yang lebih baik lagi dan membawa nama UIN Bandung di setiap pertandingan bulu tangkis bukan hanya Pionir saja tapi di ajang bulu tangkis lainnya, Selasa(26/5).

Bandung Mendapatkan Internasional Award dari Pemerintah Australia



Staf kedubes Australia Steven B adakan blusukan di Paledang Bandung Jawa Barat untuk lihat fasilitas sanitasi dan memancing ikan, tidak hanya itu kota Bandung juga mendapatkan internasional award dari pemerintah Australia untuk pengelolaan sanitasi lingkungan.
Mengolah air limbah menjadi air bersih yang punya nilai ekonomi, dimana program hibahnya dibantu dan didukung oleh Australia.

Dikutip dari akun Facebook pribadinya, Emil mengatakan "Hatur nuhun transfer ilmunya. kita kebut untuk area2 lainnya."


“Penjara Banceuy” Saksi Bisu Yang Terlupakan


Sel tempat Soekarno dikurung selama 8 bulan di Penjara Banceuy. Kini sedang dalam tahap renovasi

Tak mudah mencari lokasi bekas penjara Banceuy yang terletak di jalan Banceuy No. 8 Bandung, karena nyaris tak ada jalan yang leluasa untuk dilalui. Meskipun sebenarnya lokasi ini dapat diakses melalui jalan ABC dan gerbang masuk pertokoan Banceuy. Bekas penjara Banceuy dikepung puluhan rumah toko dan gedung perkantoran setinggi puluhan meter. Penjara Banceuy yang bersejarah itu tersamar di tengah hiruk-pikuk urusan dagang.
 
Setelah melalui jalan yang lebih mirip lorong di antara ruko dan gedung perkantoran, tampaklah lahan berpagar besi. Di tengah lahan itu berdiri bangunan yang sekilas tampak seperti toilet umum. Terdapat plat nomor 5 pada bangunan tersebut, yang menandakan kamar sel nomor 5. Itulah sel tempat Soekarno dikurung selama delapan bulan sejak 9 Desember 1929.  Inilah yang menjadi titik tolak mengapa bangunan ini bersejarah. Pada tanggal 29 Desember 1929 itu, Soekarno serta tiga rekan dari PNI (Partai Nasional Indonesia), Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja ditangkap di Yogyakarta dan kemudian dijebloskan ke penjara Banceuy selama kurang lebih 8 bulan. Di penjara itu, Soekarno dikurung di sel nomor 5 dengan ukuran 1,5x2,5 meter dan berisi kasur lipat juga toilet nonpermanent. Di sinilah di ruangan gelap dan sempit ini pula, Soekarno menyusun pledoi yang sangat terkenal yang kemudian diberi nama “Indonesia Menggugat” yang dibacakan pada siding pengadilan di Gedung Landraad (kini bernama Gedung Indonesia Menggugat yang terletak di jalan perintis kemerdekaan).
 
Penjara Banceuy dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1877, awalnya penjara ini diperuntukkan bagi tahanan politik tingkat rendah dan kriminal. Sel yang terdapat di penjara ini berukuran 1,5x2,5 meter. Pada tahun 1983 penjara Banceuy dipindahkan ke jalan Soekarno-Hatta yang kemudian penjara Banceuy ini sendiri dibongkar untuk dijadikan kompleks pertokoan. Yang tersisa dari komplek penjara Banceuy ini hanya sel penjara bekas Soekarno dikurung (sel nomor 5) dan menara penjaga. 
Jika kita berkunjung kesana memang kita akan kesulitan untuk menemukan lokasi penjara yang tersisa tersebut. Namun jika kita bertanya pada orang sekitar yang berada di daerah tersebut, mereka akan memberi tahu dimana lokasi penjara tersebut. Bangunan bersejarah yang sedang dalam masa renovasi ini awalnya sangat memprihatinkan. Sebelum ada renovasi, bangunan bersejarah ini layaknya toilet umum. Bangunan ini seperti lapuk dimakan oleh zaman. Namun kini, bangunan bersejarah ini sudah dalam masa perbaikan.
 
“sebelumnya bangunan ini hanya bangunan bersejarah biasa, tapi setelah kita perbaiki lalu ditengah-tengah perbaikan kita menemukan beberapa fakta lain. Mungkin nantinya kita bisa merekonstruksi secara digital bagaimana bangunan ini pada masa lalu” begitu ungkap Heri salah satu anggota kelompok yang akan mengangkat cerita tentang Soekarno selama di Bandung.
 
Namun Heri mengungkapkan kelompoknya terbentur oleh izin dan hak kepemilika lahan yang berada di komplek pertokoan tersebut. “kita cuman dikasih jatah satu bagian ini aja. Diluar pagar ini ya kita enggak bisa eksplore” ungkap Heri menunjukan bagian pagar bangunan sel penjara Soekarno. Saat dimintai keterangan tentang sejarah Soekarno berada di sel tersebut, dirinya juga masih ragu tentang informasi yang dia dapat selama ini. “saya masih ragu sebetulnya tentang semua ini. Soalnya masih sangat janggal. Tentang berapa lama, kapan masuk dan kapan keluarnya. Tapi kalau belum ada data lain, ya mau enggak mau pake data yang ada dulu” ungkapnya saat ditanyai soal Soekarno dan sel tersebut. Dirinya juga menambahkan bahwa data yang ada saat ini belum tentu kebenaranya “kayaknya juga enggak 8 bulan Soekarno disini, sepertinya lebih deh. Soekarno beberapa kali siding, masa hanya 8 bulan”. Begit yang disampaikan Heri.
 
Tim yang dibangun Heri bisa disebut tim pecinta sejarah. Mereka mencoba mengungkap semua sejarah yang masih janggal hingga saat ini. Mereka terdiri dari ahli sejarah dan beberapa dosen sejarah di berbagai Universitas di Bandung dan Jakarta. Heri mengungkapkan, dalam waktu dekat dirinya dan tim akan membuat sebuah cerita tentang Soekarno selama berada di Bandung. “dari mulai ditangkap di sel ini, lalu ngekost di rumah bu Inggit, sampai mungkin konferensi Asia-Afrika” ungkap dirinya.
 
Mungkin setelah renovasi penjara Banceuy ini selesai, penjara ini bisa menjadi lebih baik dari segi bangunan dan bentuk fisik. Akan tetapi tempat yang bisa dibilang awal dari perjuangan Indonesia ini, belum tentu akan banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun internasional. Bukan tanpa alasan, namun akses jalan yang kurang memadai dan info tentang penjara inilah yang membuat wisata bersejarah ini kurang diminati. Bayangkan jika anak cucu kita tidak tahu tentang sejarah negaranya sendiri. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

 
Menara pengawas yang sengaja disisakan di komplek pertokoan Banceuy.


 
Komplek pertokoan Banceuy yang dulu adalah komplek penjara Banceuy. Sekaligus akses menuju situs bersejarah sel Soekarno.

Daluang Kertas Tradisional Masyarakat Kampung Pulo



Daluang adalah kain atau kertas dari kulit pohon-pohonan. Daulang mungkin belum dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal daluang telah menjadi barang yang diminati negara lain. Bahkan harga daluang sangat tinggi karena kekuatannya yang bisa mencapai ratusan tahun. Di museum Situ Cangkuang, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Setiap pengunjung akan diberi tahu cara membuat daluang.

Daluang, atau dluwang dalam bahasa Jawa, merupakan kertas yang berasal dari pohon saeh. Naskah-naskah kuno seperti Alquran dan naskah khutbah Idulfitri yang berada di museum Situ Cangkuang menggunakan daluang sebagai bahan bakunya. Naskah yang sudah berumur ratusan tahun tersebut hingga kini masih terjaga keasriannya. Bahkan tulisan di daluang masih bisa terbaca.

Pohon yang tak bercabang dengan diameter tak lebih dari 20 sentimeter itu diambil bagian kulitnya untuk dijadikan bahan kertas. Koordinator juru pelihara Situ Cangkuang, Zaki Munawar, mengatakan pohon saeh yang bisa menjadi bahan baku kertas biasanya yang telah berumur satu sampai dua tahun. Jika pohon terlalu tua, akan sulit untuk dijadikan kertas. “Orang dari Amerika dan Jepang banyak yang memesan daluang ini. Soalnya kekuatan kertasnya lebih bagus daripada kertas pada umumnya. Kertas nasional Nusantara daluang ini memang memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya,” ujar pemandu di site museum Situ Cangkuang, Jum’at (8/6).

Proses pembuatan daluang masih dilakukan secara tradisional. Jika memerlukan kertas dengan ukuran 30 sentimeter, pohon saeh yang digunakan pun berukuran 30 sentimeter. Sebelum diambil bagian kulitnya, pohon saeh terlebih dahulu direndam selama tiga hari. “Setelah direndam lalu dipukul-pukul hingga melebar menjadi kertas. Nantinya pohon yang sudah dipukul-pukul itu harus direndam kembali dengan dibungkus daun pisang selama empat sampai enam hari untuk menutup bagian kertas yang bolong".
Back To Top