Sel tempat Soekarno dikurung selama 8 bulan di Penjara Banceuy. Kini sedang dalam tahap renovasi
Tak mudah mencari lokasi bekas penjara Banceuy yang terletak di jalan Banceuy No. 8 Bandung, karena nyaris tak ada jalan yang leluasa untuk dilalui. Meskipun sebenarnya lokasi ini dapat diakses melalui jalan ABC dan gerbang masuk pertokoan Banceuy. Bekas penjara Banceuy dikepung puluhan rumah toko dan gedung perkantoran setinggi puluhan meter. Penjara Banceuy yang bersejarah itu tersamar di tengah hiruk-pikuk urusan dagang.
Setelah melalui jalan yang lebih mirip lorong di antara ruko dan gedung perkantoran, tampaklah lahan berpagar besi. Di tengah lahan itu berdiri bangunan yang sekilas tampak seperti toilet umum. Terdapat plat nomor 5 pada bangunan tersebut, yang menandakan kamar sel nomor 5. Itulah sel tempat Soekarno dikurung selama delapan bulan sejak 9 Desember 1929. Inilah yang menjadi titik tolak mengapa bangunan ini bersejarah. Pada tanggal 29 Desember 1929 itu, Soekarno serta tiga rekan dari PNI (Partai Nasional Indonesia), Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja ditangkap di Yogyakarta dan kemudian dijebloskan ke penjara Banceuy selama kurang lebih 8 bulan. Di penjara itu, Soekarno dikurung di sel nomor 5 dengan ukuran 1,5x2,5 meter dan berisi kasur lipat juga toilet nonpermanent. Di sinilah di ruangan gelap dan sempit ini pula, Soekarno menyusun pledoi yang sangat terkenal yang kemudian diberi nama “Indonesia Menggugat” yang dibacakan pada siding pengadilan di Gedung Landraad (kini bernama Gedung Indonesia Menggugat yang terletak di jalan perintis kemerdekaan).
Penjara Banceuy dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1877, awalnya penjara ini diperuntukkan bagi tahanan politik tingkat rendah dan kriminal. Sel yang terdapat di penjara ini berukuran 1,5x2,5 meter. Pada tahun 1983 penjara Banceuy dipindahkan ke jalan Soekarno-Hatta yang kemudian penjara Banceuy ini sendiri dibongkar untuk dijadikan kompleks pertokoan. Yang tersisa dari komplek penjara Banceuy ini hanya sel penjara bekas Soekarno dikurung (sel nomor 5) dan menara penjaga.
Jika kita berkunjung kesana memang kita akan kesulitan untuk menemukan lokasi penjara yang tersisa tersebut. Namun jika kita bertanya pada orang sekitar yang berada di daerah tersebut, mereka akan memberi tahu dimana lokasi penjara tersebut. Bangunan bersejarah yang sedang dalam masa renovasi ini awalnya sangat memprihatinkan. Sebelum ada renovasi, bangunan bersejarah ini layaknya toilet umum. Bangunan ini seperti lapuk dimakan oleh zaman. Namun kini, bangunan bersejarah ini sudah dalam masa perbaikan.
“sebelumnya bangunan ini hanya bangunan bersejarah biasa, tapi setelah kita perbaiki lalu ditengah-tengah perbaikan kita menemukan beberapa fakta lain. Mungkin nantinya kita bisa merekonstruksi secara digital bagaimana bangunan ini pada masa lalu” begitu ungkap Heri salah satu anggota kelompok yang akan mengangkat cerita tentang Soekarno selama di Bandung.
Namun Heri mengungkapkan kelompoknya terbentur oleh izin dan hak kepemilika lahan yang berada di komplek pertokoan tersebut. “kita cuman dikasih jatah satu bagian ini aja. Diluar pagar ini ya kita enggak bisa eksplore” ungkap Heri menunjukan bagian pagar bangunan sel penjara Soekarno. Saat dimintai keterangan tentang sejarah Soekarno berada di sel tersebut, dirinya juga masih ragu tentang informasi yang dia dapat selama ini. “saya masih ragu sebetulnya tentang semua ini. Soalnya masih sangat janggal. Tentang berapa lama, kapan masuk dan kapan keluarnya. Tapi kalau belum ada data lain, ya mau enggak mau pake data yang ada dulu” ungkapnya saat ditanyai soal Soekarno dan sel tersebut. Dirinya juga menambahkan bahwa data yang ada saat ini belum tentu kebenaranya “kayaknya juga enggak 8 bulan Soekarno disini, sepertinya lebih deh. Soekarno beberapa kali siding, masa hanya 8 bulan”. Begit yang disampaikan Heri.
Tim yang dibangun Heri bisa disebut tim pecinta sejarah. Mereka mencoba mengungkap semua sejarah yang masih janggal hingga saat ini. Mereka terdiri dari ahli sejarah dan beberapa dosen sejarah di berbagai Universitas di Bandung dan Jakarta. Heri mengungkapkan, dalam waktu dekat dirinya dan tim akan membuat sebuah cerita tentang Soekarno selama berada di Bandung. “dari mulai ditangkap di sel ini, lalu ngekost di rumah bu Inggit, sampai mungkin konferensi Asia-Afrika” ungkap dirinya.
Mungkin setelah renovasi penjara Banceuy ini selesai, penjara ini bisa menjadi lebih baik dari segi bangunan dan bentuk fisik. Akan tetapi tempat yang bisa dibilang awal dari perjuangan Indonesia ini, belum tentu akan banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun internasional. Bukan tanpa alasan, namun akses jalan yang kurang memadai dan info tentang penjara inilah yang membuat wisata bersejarah ini kurang diminati. Bayangkan jika anak cucu kita tidak tahu tentang sejarah negaranya sendiri. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.
Menara pengawas yang sengaja disisakan di komplek pertokoan Banceuy.
Komplek pertokoan Banceuy yang dulu adalah komplek penjara Banceuy. Sekaligus akses menuju situs bersejarah sel Soekarno.